Film merupakan salah satu media komunikasi. Melihat Film, berarti kita melihat suatu kebudayaan dalam suatu konteks waktu tertentu. Film merupakan salah satu sarana yang baik untuk menyebarkan suatu nilai-nilai kedalam khalayak luas. Film yang paling fenomenal adalah Titanic yang pendapatannya sangatlah besar dan belum mampu untuk dikalahkan oleh film manapun setelahnya.
Tidak hanya Film 2 D (dua dimensi) seperti Titanic yang berkembang dengan pesatnya, tetapi perkembangan Film 3 D (Tiga Dimensi) juga sangat luar biasa. Film pertama yang sangat kaya dengan teknologi adalah Star Wars. Pada tahun ini saja banyak film-film hollywood yang dibuat dengan teknologi tiga dimensi seperti ice age 3 dan Final Destination 3. Dengan perkembangan film-film tiga dimensi yang sangat luar biasa tentu saja membuat perkembangan teknologi pembuatannya semakin pesat.
Para penonton film 3 D diharuskan untuk menggunakan kacamata polarisasi agar mereka dapat melihat efek tiga dimensi dari Film yang mereka lihat. Dalam film Avatar kacamata polarisasi merupakan sebuah perkemabangan dalam film 3 D yang sebelumnya hanya menggunakan kacamata berlensa merah dan hijau. Berbeda dengan kacamata untuk menonton film 3 D, kacamata polarisasi terlihat bening sama seperti kacamata biasa.
Film ini menggunakan teknologi capture information, yang cara membuatnya dengan menggunakan komputerisasi dari image aksi manusia yang sesungguhnya. Gambar stereoscopic merupakan gambar dimana ketika kita melihat pada layar maka seolah-olah kita merasa bahwa gambar tersebut sangat dekat. Metode pengambilan gambar 3 D stereoscopic pertama kali ditemukan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1840. Stereoscopy digunakan banyak dalam photogrammetry serta di dalam dunia entertainment melalui produksi stereograms.
Tentu saja semua teknologi tersebut menggunakan bantuan teknologi komputer yang sangat canggih. Teknologi kamera yang digunakan merupakan gabungan dari dua jenis kamera sehingga membuat pengambilan gambar yang dilakukan mampu memberikan perspektif pengambilan gambar manusia dari tiga perspektif. Difilmkan dengan menggunakan 197 kamera sekaligus secara bersamaan, dan real-time. Hal ini tentu saja akan membuat gambar yang diambil menjadi lebih jelas dan lebih baik.
Perkembangan gambar tiga dimensi tidak terlepas dari perkembangan komputer animasi. Animasi komputer merupakan suatu seni untuk membuat gambar bergerak dengan mempergunakan komputer. Tentu saja hal ini membutuhkan teknologi komputer yang cukup canggih.
Perkembangan film 3 D mulai berkembang pada awal 1990-an. Banyak film-film yang menggunakan teknologi ini. Akan tetapi, sayangnya perkembangan teknologi 3 D baru berkembang pesat di film-film hollywood. Indonesia belum memiliki teknologi yang memadai untuk membuat film dengan kualitas tiga dimensi yang baik. Padahal meraih mimpi merupakan suatu film animasi 3 D yang dibuat oleh para sineas indonesia dengan kulaitas Internasional. Pemerintah belum mendukung industri kreatif dengan baik. Padahal jika kita ingat, film animasi seperti meraih mimpi merupakan salah satu kemajuan penting dalam perkembangan film tiga dimensi dan animasi. Walaupun hasil cukup lumayan, tetapi jika pemerintah tetap diam dan tidak mempedulikan perkembangan industri kreatif akan membuat perkembangan film Indonesia tidak akan maju. Tanpa adanya dukungan teknologi dari pemerintah, maka perkembangan perfilman Indonesia hanya akan berkutat pada pita seluloid tanpa adanya “regenerasi” teknologi perfilman.
0 komentar:
Posting Komentar